Sabtu, 13 Desember 2014

penyumbat saluran rezeki


Allah SWT menciptakan semua
makhluk telah sempurna dengan
pembagian rezekinya. Tidak ada satu
pun yang akan ditelantarkan-Nya,
termasuk kita. Karena itu, rezeki kita
yang sudah Allah jamin
pemenuhannya. Yang dibutuhkan
adalah mau atau tidak kita
mencarinya yang lebih tinggi lagi,
benar atau tidak cara
mendapatkannya. Rezeki di sini
tentu bukan sekadar uang. Ilmu,
kesehatan, ketenteraman jiwa,
pasangan hidup, keturunan, nama
baik, persaudaraan, ketaatan
termasuk pula rezeki, bahkan lebih
tinggi nilainya dibanding uang.
Walau demikian, ada banyak orang
yang dipusingkan dengan masalah
pembagian rezeki ini. “Kok rezeki
saya seret banget, padahal sudah
mati-matian mencarinya?” “Mengapa
ya saya gagal terus dalam bisnis?”
“Mengapa hati saya tidak pernah
tenang?” Ada banyak penyebab,
mungkin cara mencarinya yang
kurang profesional, kurang serius
mengusahakannya, atau ada kondisi
yang menyebabkan Allah Azza wa
Jalla “menahan” rezeki yang
bersangkutan. Poin terakhir inilah
yang akan kita bahas. Mengapa
aliran rezeki kita tersumbat? Apa
saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah adalah Dzat
Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes
pun air yang masuk ke mulut kita
kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika
Allah SWT sampai menahan rezeki
kita, pasti ada prosedur yang salah
yang kita lakukan. Setidaknya ada
lima hal yang menghalangi aliran
rezeki.
Pertama, lepasnya ketawakalan dari
hati. Dengan kata lain, kita berharap
dan menggantungkan diri kepada
selain Allah. Kita berusaha, namun
usaha yang kita lakukan tidak
dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah
itu sesuai prasangka hamba-Nya.
Ketika seorang hamba berprasangka
buruk kepada Allah, maka
keburukan-lah yang akan ia terima.
Barangsiapa yang bertawakal kepada
Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya.
Demikian janji Allah dalam QS Ath
Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua, dosa dan maksiat yang kita
lakukan. Dosa adalah penghalang
datangnya rezeki. Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya seseorang
terjauh dari rezeki disebabkan oleh
perbuatan dosanya.” (HR Ahmad).
Saudaraku, bila dosa menyumbat
aliran rezeki, maka tobat akan
membukanya. Andai kita simak, doa
minta hujan isinya adalah
permintaan tobat, doa Nabi Yunus
saat berada dalam perut ikan adalah
permintaan tobat, demikian pula doa
memohon anak dan Lailatul Qadar
adalah tobat. Karena itu, bila rezeki
terasa seret, perbanyaklah tobat,
dengan hati, ucapan dan perbuatan
kita.
Ketiga, maksiat saat mencari nafkah.
Apakah pekerjaan kita dihalalkan
agama? Jika memang halal, apakah
benar dalam mencari dan
menjalaninya? Tanyakan selalu hal
ini. Kecurangan dalam mencari
nafkah, entah itu korupsi (waktu,
uang), memanipulasi timbangan,
praktik mark up, dsb akan membaut
rezeki kita tidak berkah. Mungkin
uang kita dapat, namun berkah dari
uang tersebut telah hilang. Apa ciri
rezeki yang tidak berkah? Mudah
menguap untuk hal sia-sia, tidak
membawa ketenangan, sulit dipakai
untuk taat kepada Allah serta
membawa penyakit. Bila kita
terlanjur melakukannya, segera
bertobat dan kembalikan harta
tersebut kepada yang berhak
menerimanya.
Keempat, pekerjaan yang melalaikan
kita dari mengingat Allah.
Bertanyalah, apakah aktivitas kita
selama ini membuat hubungan kita
dengan Allah makin menjauh?
Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa
shalat (atau minimal jadi telat), lupa
membaca Alquran, lupa mendidik
keluarga, adalah sinyal-sinyal
pekerjaan kita tidak berkah. Jika
sudah demikian, jangan heran bila
rezeki kita akan tersumbat. Idealnya,
semua pekerjaan harus membuat
kita semakin dekat dengan Allah.
sibuk boleh, namun jangan sampai
hak-hak Allah kita abaikan.
Saudaraku, bencana sesungguhnya
bukanlah bencana alam yang
menimpa orang lain. Bencana
sesungguhnya adalah saat kita
semakin jauh dari Allah.
Kelima, enggan bersedekah.
Siapapun yang pelit, niscaya
hidupnya akan sempit, rezekinya
mampet. Sebaliknya, sedekah adalah
penolak bala, penyubur kebaikan
serta pelipat ganda rezeki. Sedekah
bagaikan sebutir benih
menumbuhkan tujuh bulir, yang
pada tiap-tiap bulir itu terjurai
seratus biji. Artinya, Allah yang
Mahakaya akan membalasnya hingga
tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah
[2]: 261). Tidakkah kita tertarik
dengan janji Allah ini? Maka
pastikan, tiada hari tanpa sedekah,
tiada hari tanpa kebaikan. Insya
Allah, Allah SWT akan membukakan
pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar