Sabtu, 22 Februari 2014

Janissary atau Yenicheri : satuan elit militer Kekaisaran Ottoman


Janissaries (from Ottoman Turkish يکيچرى Yeniçeri artinya “prajurit baru”) adalah prajurit yg paling terkenal dan ditakuti di Eropa selama berabad2, dari awal dibentuknya mereka pada awal masa2 Ottoman, bahkan hingga keruntuhannya pada tahun 1826. Imej ttg Janissari pada masa jayanya hampir selalu digambarkan dengan prajurit yg tangguh, disiplin, dan tak kenal kata mundur.
ASAL MUASAL dan LEGENDA
Semua berawal dari sebuah negara kecil (Beyliks) di Sogut yg dipimpin oleh Osman I. Sebagai sebuah negara kecil yg berbatasan lsg dgn Bizantium, Ottoman banyak melakukan peperangan baik besar maupun kecil dgn Bizantium. Berbagai macam prajurit digunakan oleh Ottoman, baik kavaleri maupun infantri.
sultan osman I

Pada awalnya, pasukan Ottoman mirip dgn Beylik lain di Anatolia, pasukan itu antara lain Kavaleri Musellem dan Yaya Infantry, dan tak lupa pula para Ghazi. Pada masa Orhan Ghazi (Orhan Bey)-Putra Osman I- mulai dibentuk pasukan Kapikhalki (Qapikulu/Kapikulu)sebagai pengawal pribadi, yg terdiri dari para full time infantry menggantikan pasukan berkuda yg cenderung setia pada klan tertentu (nantinya Qapikulu ini berubah menjadi kesatuan kavaleri yg mengawal Sultan). Pasukan ini terinspirasi dari pasukan Bizantium yg bernama Murtatoi, yg pada masa itu adalah infantry archer yg efektif.

Sebenarnya, nama Janissari jg muncul sebelum masa Ottoman. Pasukan itu adalah Ianitsarrai/Ginetari/Jenizzeri, kesatuan pasukan light cavalry Bizantium. Entah bagaimana nama ini mirip dengan nama kesatuan elit Ottoman terbaru.
janisary


http://s3.amazonaws.com/readers/2010/12/03/hospitaler_1.jpg
Sulit untuk membedakan mana sejarah dan legenda pembentukan Janissari. Legenda mengatakan bahwa Janissari dibentuk pada masa Orhan Ghazi. Latar belakang pembentukan ini adalah fakta bahwa pasukan Ottoman dikumpulkan dari berbagai macam klan, yang kesetiaannya dipertanyakan. Di samping itu pada setiap kampanye militer, para pasukan yg berasal dari klan2 ini meminta jatah barang rampasan yg jumlahnya besar. Oleh karena itu, Orhan Ghazi meminta pendapat dari para penasehatnya untuk membuat suatu pasukan baru yg hanya loyal kepada Ottoman. Penasehat tersebut adalah Alaeddin, Ali Pasha, dan Çandarlı Kara Halil Hayreddin Pasha. Alaeddin mengusulkan supaya dibentuk suatu pasukan yg profesional, yang dibayar secara rutin dan siap jika sewaktu2 ada pertempuran, maka dibentuklah Piyade/Yaya Infantry.
Çandarlı Kara Halil Hayreddin Pasha mengusulkan agar pasukan tersebut dibentuk dari orang2 yg telah ditaklukkan, beliau berkata :
“The conquered are the the responsibility of the conqueror, who is the lawful ruler of them, of their lands, of their goods, of their wives, and of their children. We have a right to do, same as what we do with our own; and the treatment which I propose is not only lawful, but benevolent. By enforcing the enrolling them in the ranks of the army, we consult both their temporal and eternal interests, as they will be educated and given a better life conditions.”
Maka Orhan Ghazi menerima usulan tersebut, dan melakukan rekruitmen pasukan dari para tahanan dan anak2 dari orang2 Kristen, yg diambil dari daerah2 yg ditaklukkan Ottoman.
Ali Pasha (yg merupakan pengikut Tarikat Bektashi) mengusulkan agar pasukan ini menggunakan topi khas berwarna putih yg dinamakan Ak Börk untuk membedakan mereka dan asal mereka dgn pasukan lainnya. Pengaruh dari Tarikat Darwis Bektashi ini juga nampak dalam model seragam Janissari. Bektashi menjadi aliran keagamaan resmi dalam ketentaraan Janissari sejak Haji Bektashi Wali memberikan berkat pada kesatuan pertama Janissari.
Akhirnya dibentuklah suatu pasukan baru yg dinamakan Janissari (Yeniçeri).Tidak jelas bagaimana terminologi Janissari (Yenicheri=Pasukan baru) ini muncul. Apakah terpengaruh oleh nama kesatuan dari Bizantium tadi atau memang kebetulan “pasukan baru” dalam bahasa Turki adalah Yeniçeri. Battalion (Orta) pertama Janissari awalnya adalah suplemen bagi Yaya Infantry. Berbeda dgn legenda, beberapa sumber sejarah menyatakan bahwa Putra Orhan Ghazi, yaitu Sultan Murad I yg pertama kali merekrut Janissari.
REKRUITMEN
Sistem perekrutan Janissari pada awalnya memakai Devshirme. Sebagian besar sumber sejarah mengatakan sistem ini secara efektif mulai diterapkan pada masa Sultan Murad I. Tidak jelas asal muasal sistem ini, apakah terpengaruh dari sistem Ghulam yg digunakan oleh Khilafah Abbasiyah sebelumnya atau terpengaruh dari cara yg sama yg digunakan oleh Bizantium. Yg jelas sistem ini muncul pada masa awal terbentuknya Janissari.
http://www.worldaffairsboard.com/attachments/ancient-medieval-early-modern-ages/19184d1267456785-ottoman-empire-janissary-000.jpg
Beberapa ahli hukum Ottoman mencoba menjustifikasi bahwa sistem Devshirme ini legal dengan alasan bahwa leluhur anak2 yg direkrut itu adalah orang taklukan dan mereka (org Slav & Albania) baru memeluk agama Kristen setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan keyakinan bahwa dgn merekrut mereka dan konversi mereka menjadi Muslim maka akan menyelamatkan mereka dari neraka. Berbeda dari Inkuisisi Spanyol yg menerapkan ide konversi ini secara brutal sehingga menimbulkan perlawanan dari para Muslim dan Yahudi Andalusia, Devshirme seringkali diikuti oleh keluarga Kristen secara sukarela karena memberikan janji dan harapan akan kehidupan yg lebih baik. Namun sistem ini banyak mendapat banyak pertentangan dari para ulama pada masa itu, karena menganggap bahwa sistem ini merupakan suatu bentuk kesewenang2an dari penguasa dan tidak seharusnya penguasa menganggap para Kafir Dzimmi sebagai properti pribadinya
Namun, show must go on, sistem ini tetap diterapkan oleh para Sultan Ottoman hingga penghapusannya tahun 1648. Awalnya, Balkan dan daerah minoritas Kristen di Anatolia menjadi daerah yang terkena sistem ini. Balkan menjadi daerah yg paling banyak menyumbangkan anak yg direkrut melalui Devshirme. Secara kasar, dari setiap 40 keluarga diambil 1 pemuda. Awalnya, perekrutan ini diadakan setiap 5 tahun sekali, namun dalam perkembangannya Devshirme dilakukan tiap tahun. Dalam satu tahun bisa didapat 1000-3000 pemuda tiap tahun, hingga pada suatu masa dimana jumlah pemuda yg didapat dari Devshirme tidak mampu lagi mencukupi jumlah pasukan yg ada maka mulai direkrutlah pasukan dari kalangan Muslim sendiri. Yang direkrut dgn Devshirme adalah anak dan pemuda yg berusia 8-20 tahun, yg kebanyakan dari daerah pedesaan miskin dan tidak berpendidikan, jarang yg berasal dari kota atau yg berpendidikan. Keluarga yg hanya memiliki 1 anak lelaki dan keluarga Yahudi bebas dari Devshirme. Keluarga Yunani juga mendapat keringanan dalam Devshirme. Karena dengan adanya Devshirme ini, taraf hidup dan karir menjadi menanjak maka banyak keluarga Kristen dan bahkan Muslim sendiri yg secara sukarela menyerahkan anak mereka, bahkan banyak yg menyuap untuk memasukkan anak2 mereka.
Selanjutnya setelah terpilih, para anak dan pemuda ini dibagi menjadi 2 kelompok, yg pertama disebut sebagai Iç Oĝlan (inner boys) yang kecakapannya di atas rata2, yg berpeluang menduduki jabatan tinggi setelah melalui pendidikan militer. Yang kedua disebut sebagai Acemi Oĝlan (Foreign boys) yg akan menjadi prajurit Janissari biasa. Berbeda pada Acemi Oĝlan yg hanya dididik dgn seni kemiliteran murni dan pelajaran agama, Iç Oĝlan akan mendapatkan pelajaran berupa etiket, tata krama, kesusastraan, militer, agama, seni beladiri, pelajaran bahasa Arab dan Persia, dan musik bagi yg berbakat, dan lain2. Setelah itu mereka akan dididik sesuai spesialisasinya. Tanggung jawab pendidikan Iç Oĝlan dipegang oleh Kapi Agha dan Hoca.
Pendidikan yg ditempuh Acemi Oĝlan sangat berat. Para kadet ini hanya boleh keluar barak jika waktu libur, selebihnya mereka harus hidup di barak. Pendidikan ini akan memakan waktu 6 tahun. Setelah lulus mereka akan ditempatkan di pos sesuai spesialisainya.
sistem pendidikan dan karir dalam Devshirme

STRUKTUR KEMILITERAN JANISSARI
Korps atau Ocak Janissari masuk ke dalam struktur Kapikulu Askerleri (Pasukan Sultan). Ocak atau Korps Janissari ini terdiri dari 196 Orta dan secara umum dibagi menjadi beberapa 3 bagian yaitu Cemaat (assembly-110 Orta), Beyliks atau Böluk (division-61/62 Orta), dan Sekban atau Seğmen (Dog Handler-33/34 Orta). Di dalam Cemaat terdapat pasukan elit bernama Solak Ortas. Di dalam Solak Ortas terdapat Műteferrika yg beranggotakan putra vassal atau pejabat tinggi kemiliteran. Masing2 Orta mempunyai ciri khas sendiri2 sesuai dgn asal, tugas, dan atribut masing2.
Berikut ini adalah Lencana pada masing2 Orta dan Orta yg menonjiol dalam Struktur Ocak Janissari :
http://www.learningpracticalturkish.com/ottoman-yeniceri-nisanlari.jpg
Selain Ocak Janissari jg terdapat korps lain yg juga masuk dalam organisasi Janissari. Yang pertama adalah Acemi Oĝlan yg juga diikutkan dalam kampanye militer sebagai program magang. Ada juga Cebeci sebagai penanggung jawab logistik tempur, Topçu atau prajurit artileri, Saka (water carrier) yg bertugas membawa perbekalan, Top Arabaci yang bertugas dalam transportasi meriam dan persenjataan, dan Humbaraci (Janissary Grenadier).
Di samping itu terdapat kesatuan Janissari lain yang bertugas secara terpisah, yaitu Bostanci (Gardener) yg bertugas menjaga 70 area di sekitar Istana Kesultanan dan area sekitar Istanbul. Baltaci (Wood Cutter) yg bertugas menjaga area di dalam istana, kesatuan ini dipimpin oleh Kizlar Agha (Chief of Black Eunuch). Haseki Infantry Guard yg bertugas menjaga artileri di dalam benteng Ibukota Kesultanan.
bostanchi
http://img134.imageshack.us/img134/3917/bostanci4.jpg
Dari tadi ane menyebutkan soal Orta, sebenarnya apa sih Orta itu? Orta secara kasar dapat diartikan sebagai divisi. Satu Orta terdiri dari 50 (abad 15) – 100 (abad 16) orang yg dipimpin oleh Çorbasi (Soup Man) yg dibantu oleh enam perwira, sejumlah NCO, petugas administratif, dan Imam. Çorbasi juga bertanggung jawab atas Acemi Oĝlan yg magang di Orta tersebut. Di dalam Cemaat terdapat pasukan elit yg bernama Solak Ortas yg dipimpin oleh Solakbasi yg dibantu oleh 2 perwira.
Sultan akan memilih sendiri Yeniçeri Ağasi (Agha Janissari). Agha Janissari ini adalah figur yg mempunyai kekuasaan yg luar biasa, bahkan Wazir Agung pun tidak berhak untuk memberi perintah kepadanya. Agha Janissari hanya menerima perintah langsung dari Sultan. Untuk menentukan semua keputusan di internal korps Janissari, Agha Janissari berkonsultasi dulu dengan Divan (Dewan) yg terdiri Kul Kâhyasi, Sekbanbaşi, 3 CO (Commanding Officer) dari 3 Orta elit yaitu Zağarcibaşi, Samsuncuibaşi, Turnacibaşi, dan juga Başçavuş (Provost-nya Janissari).
agha janissary

Başçavuş

Agha Janissari memimpin seluruh 196 Orta, tapi hanya boleh memimpin jika sultan hadir. Tapi jika Sultan tidak hadir, maka Agha Janissari menyerahkan komando kepada siapapun Komandan Tentara yg ditunjuk Sultan.
Di bawah Agha Janissari terdapat staf Jenderal dan perwira tinggi termasuk Sekbanbaşi (komandan Sekban) dan Kul Kâhyasi (Komandan korps Bostanci), yg keduanya bertindak sebagai ajudan Agha Janissari.

Berikut ini beberapa perwira tinggi dan staf lain dalam hierarki Janissari
  1. Istanbul Ağasi, yg bertanggung jawab terhadap pendidikan Acemi Oĝlan dan semua unit yg berada di Istanbul.
  2. Ocak Imam (Chief Chaplain), bertugas sebagai Imam resmi kesatuan Janissari, berasal dari sekte Bektashi.
  3. Solakbaşi, komandan Solak Ortas
  4. Beytülmalci, bendahara umum Janissari
  5. Muhzir Ağa, semacam humasnya Janissari
  6. Kâhya Yeri, wakil Agha Janissari dalam Pertemuan Besar (Great Council) dgn Sultan dan bawahannya
  7. Talimhanecibaşi, yg bertanggung jawab terhadap keseluruhan pendidikan dan pelatihan militer
  8. Azar Başi, penanggung jawab tahanan dan penjara
  9. Yeniçeri Kâtibi, Sekretaris Umum Janissari adalah orang sipil yg direkrut untuk mengurusi birokrasi dalam Janissari
  10. Yayabaşi, mantan komandan Yaya infantry, yg bertanggung jawab dalam mengumpulkan gulungan dan surat2.

Berikut ini adalah perwira senior dalam kepelatihan dan rekruitmen :
  1. Rumeli Ağasi, yg bertanggung jawab terhadap pelatihan 14 Orta dan Devshirme di Rumelia (Provinsi Ottoman di Eropa)
  2. Anadolu Ağasi, yg bertanggung jawab terhadap pelatihan 17 Orta dan Devshirme di Asia
  3. Gelibolu Ağasi, yg bertanggung jawab terhadap pelatihan Orta di Gallipoli
  4. Kuloğlu Başçavuşu, yg bertanggung jawab terhadap pelatihan militer anak2 Janissari yg dimasukkan dalam Ocak Janissari.

Janissari menganggap Sultan sebagai Bapak yg memberi makan mereka, sehingga kepangkatan dalam satu Orta memakai istilah2 kuliner. Berikut ini adalah hierarki kepangkapatan dalam satu Orta :
  1. Çorbaci (Soup Maker), setara Kolonel, yg dibantu oleh :
  2. Aşçi Usta (Master Cook)
  3. Aşçi (Cook)
  4. Baş Karakulluçu (Head Scullion Junior Officer)
  5. Çavuş (messenger) = Karakulluçu (Sculiion), yg setara dgn Sersan
  6. Bayraktar, sebagai pembawa panji
  7. Odabaşi, kepala barak
  8. Vekilharç (Quartermaster)
  9. Sakabaşi, penanggung jawab distribusi air
  10. Imam
  11. Nefer atau Yoldaş, atau prajurit Janissari biasa. Yg junior disebut sebagai Eşkinci, yg veteran disebut sebagai Amelimanda, yg sudah pensium disebut sebagai Otutark. Otutark kadang diperlukan dalam peperangan dan diberikan previlege untuk berdagang.
Selain struktur di atas, di setiap kota benteng seperti Baghdad, Erzurum, Jerussalem, Van, Khadin, dll milik Ottoman jg punya struktur sendiri. Setiap Janissari di kota tersebut dipimpin oleh Serhad Ağasi (Frontier Agha). Di provinsi Ottoman di Afrika Utara, Janissari mempunyai struktur tersendiri, dan mempunyai Divan (Dewan) sendiri, yg berdiri otonom dari pemerintahan Istanbul. Lama kelamaan Janissari juga direkrut sendiri oleh para Beylerbey/Sançakbey, contohnya di Damascus ada dua macam Janissari, yg pertama Janissari resmi kesultanan Ottoman dan yg kedua Janissari yg menjadi pasukan pribadi Bey atau Pasha.
ATRIBUT
Atribut Korps Janissari terdiri dari bendera/panji utama/Bayrak Janissari yg disebut sebagai Imam Âzam dan panji masing2 Orta. Imam Âzam berbahan sutra putih dgn diberikan inskripsi yg berarti :
“Kamilah yg memberikan Kemenangan dan Kemenangan yg gemilang.
Allah penolong kami dan Dialah sebaik2 penolong.
Oh Muhammad, Engkau telah membawa kabar gembira bagi orang beriman.”
Legenda mengatakan bahwa Orhan Ghazi memberikan panji berwarna dasar merah dengan bulan sabit tunggal di atasnya kepada unit Janissari yg dibentuk, mirip dgn bendera nasional Turki sekarang, 2 bulan sabit yg lain ditambahkan setelah penaklukkan Konstantinopel. Motif lain yg ada adalah matahari, bintang, belati, “Tangan Fatimah”, Dzulfiqar (pedang Ali bin Abu Tholib), Tuĝ, dll.
Simbol lain yg tidak biasa, tapi merefleksikan filosofi Janisari adalah sebuah Kazan, yaitu kuali tembaga besar, yg dianggap harga yg paling berharga masing2 Orta. Sekali sehari, para Janissari makan makanan (Pilav) yg dimasak dgn Kazan. Dgn menutup Kazan ini, menandakan para Janissari sedang melakukan pembangkangan, dan jika berkumpul di sekitarnya menandakan mereka mencari perlindungan. Setiap Orta mempunyai Kazan sendiri2. Kazan ini dibawa dalam parade dan peperangan. Dalam parade, jika Kazan muncul maka semua Janissari wajib untuk bersikap hening. Dalam pertempuran, Kazan berfungsi sebagai semacam rally point jika dalam kesulitan. Jika kehilangan Kazan maka setiap Orta tersebut harus menanggung malu jika berhadapan dengan Orta yg lain.
SERAGAM dan SENJATA
Seragam Janissari berbahan wool, yg dibuat oleh pengrajin Yahudi di Thessaloniki. Topi Börk dan Üsküf merupakan identitas utama Janissari yg mencerminkan pengaruh Darwis Bektashi. Sebuah sendok kayu yg ditempelkan pada topi ini adalah pertanda bahwa Janissari menggunakan simbol2 kuliner. Perwira senior memakai aksesoris tambahan dari bahan bulu rubah, tupai, lynx,dll.
http://img3.photographersdirect.com/img/12941/wm/pd1725984.jpg
Sepatu Janissari umumnya dari kulit berwarna merah kecuali perwira Senior yg memakai sepatu berwarna kuning. Ikat pinggang jg menentukan status seorang Janissari. Sebagai contoh, dalam Korps Bostanci terdapat 9 tingkatan, dengan urutan dari bawah ke atas sebagai berikut : biru (1st), putih (2nd), kuning (3rd), campuran biru dan putih (4th), kain putih halus (5th), sutra putih (6th), kain hitam halus (7th), hitam pekat (8th & 9th). Pada awalnya, Janissari memakai full armor, tetapi pada abad ke 16 mereka sudah mulai meninggalkan full armor kecuali untuk pasukan yg bertugas dalam pengepungan.
Pada awalnya, Janissari adalah infantry archer yg dilengkapi dengan busur dan crossbow (çanra). Dalam perkembangannya mereka juga memakai banyak senjata seperti pedang, gada, kapak, hingga senjata api. Pedang yg dipakai antara lain Yoldaş, Kiliç (pedang) yg melengkung, scimitar, yatağan (pedang dengan lengkungan ganda), & meş (rapier). Gada yg dipakai antara lain gürz, şeşper, koçbaşi. Janissari juga kadang memakai pole-arm yg disebut sebagai harba dan turpan. Janissari orta tertentu (Baltaci) juga memakai balta (halberd).
http://www.arxeioskiatha.gr/content/Archive/kariofiliKrieziotis.jpgsenapan musket yang digunakan Janissary
http://www.antiques-arms.com/catalog/images/suc108.jpg
Yataghan
Prajurit Ottoman biasanya menggunakan senjata yg didapat dari rampasan perang dan juga yg diimpor dari Eropa. Pemasok senjata utama bagi Ottoman adalah Inggris dan Belanda yg notabene adalah negara Kristen Protestan. Mereka memasok bubuk mesiu, laras Arquebus, bahan baku pedang, dll. Sebagai balasannya, Ottoman mengekspor laras senapan yg terkenal terbaik pada masanya, selain itu Ottoman juga mengajarkan penggunaan artileri kepada negara Kristen Protestan yg pada waktu itu bermusuhan dgn Negara Eropa yg Katolik.
Ottoman memproduksi sendiri berbagai macam senjata yg dikendalikan oleh Gilda2. Gilda2 tersebut masing2 memproduksi pistol, pedang, scimitar, pistol, musket, dan belati, serta kapak. Sedangkan, artileri diproduksi sendiri oleh Cebehane (arsenal). Mulai abad 17, Ottoman mengadopsi persenjataan dari Barat. Diantaranya adalah karabina (karabin), müsket tüfenkleri (flintlock musket), tabanca (pistol), çift tabancali tüfenk (double barreled pistol), zabtanah (musket), miquelet (snaplock musket).
Pada abad ke-18, mulai dikenalkan bayonet. Tapi hal ini banyak ditentang oleh para Janissari karena menganggap menggunakan bayonet merupakan perbuatan yg tidak terhormat. Dengan menggunakan bayonet maka prajurit akan tampak seperti mesin karena berperang secara kolektif, bukan menonjolkan kekesatriaan permainan pedang.
 
KAMPANYE MILITER
Janissari sebagai pasukan utama Ottoman turut serta pada hampir semua peperangan yg ada. Mulai dari Asia, Afrika Utara, dan Eropa. Tercatat pertama kali Janissari berperan penting dalam pertempuran adalah pada pertempuran melawan Turki Karaman di Konya (1389), di sini Janissari yg berada di tengah mampu menghalau serangan musuh dengan support dari kavaleri di sayap dan belakang.
Pada pertempuran Kosovo (1389), terdapat 2000-5000 Janissari yg ikut dalam pertempuran. Janissari yg ditempatkan di tengah mampu melakukan serangan balik di bawah pimpinan Bayezid Yildirim setelah sebelumnya dipukul mundur oleh serangan pasukan Serbia. Pada pertempuran ini, Janissari melakukan kegagalan fatal pertama mereka yaitu kegagalan melindungi Sultan Murad I sehingga beliau terbunuh oleh Milos Obilic.
Pada Pertempuran Ankara (1402) melawan Timurlenk, Janissari menempati posisi di perbukitan dan mampu memukul mundur kavaleri Timurid yg terkenal tangguh. Walaupun pada akhirnya Ottoman kalah pada pertempuran ini dan banyak Janissari terbunuh, mereka mampu mengembalikan kejayaan Ottoman 11 tahun kemudian di bawah Mehmed I.
Pada pertempuran Varna (1444), Janissari mampu membunuh salah satu komandan pasukan musuh, WladislaW III-Raja Polandia, dan membalikkan keadaan untuk keuntungan Ottoman.
Keberhasilan terbesar Janissari adalah dalam Pengepungan Konstantinopel (1453). Janissari yg ikut dalam pengepungan ini sebanyak 5000-10000. Janissari terbukti sebagai ahli dalam pengepungan. Ulutbali Hasan (seorang Sipahi) dan 30 orang yg mengikutinya, termasuk beberapa Janissari, mengorbankan diri untuk memasang panji Ottoman di atas tembok Konstantinopel sehingga meningkatkan semangat juang pasukan lainnya.
http://thesoldiersload.files.wordpress.com/2012/05/1453-the-fall-of-constantinople.jpg?w=640
penyerbuan Janissary pada Konstantinopel 1453
Janissari jg berperan dalam peperangan Ottoman melawan Moldavia dalam pertempuran Vaslui dan Valea Alba, yg berakhir dgn kemenangan Ottoman. Termasuk dalam peperangan melwan Vlad Draculea dimana Janissari yg dipimpin oleh Radu cel Frumos (Radu Bey) mampu mengalahkan tentara Wallachia dan Vlad harus melarikan diri ke Hungaria.
Pada pertempuran Chaldiran (1514), Janissari terbukti lebih hebat daripada pasukan Qizilbash Persia, dengan keunggulan penggunaan musket, sehingga kemenangan berada di pihak Ottoman. Termasuk dalam pertempuran Ridaniyeh dan Marj Dabiq melawan Mameluk yg berakhir dgn dikuasainya Mesir oleh Ottoman.
Selanjutnya Janissari mengikuti hampir seluruh peperangan yg dilakukan Ottoman termasuk kemenangan Ottoman dalam pertempuran laut Zonchio &  Preveza hingga kekalahan di Lepanto, kegagalan pengepungan Vienna hingga 2 kali (1526 & 1683), kegagalan pengepungan Malta, hingga pertempuran yg mereka lakukan melawan Sipahi pd masa pembubaran mereka pada Juni 1826.
PROMOSI, GAJI, & MORAL
Promosi dan transfer dilakukan setiap dua hingga delapan tahun, atau jika ada kebijakan dari Sultan yg baru. Dalam Korps Janissari sangat mengunggulkan senioritas. Kedisiplinan dilaksanakan secara ketat. Murad I membuat 16 aturan untuk Janissari yaitu:
• kepatuhan total pada perwira,
• kesatuan dalam tujuan,
• budaya militer yg ketat,
• tidak diperbolehkan hidup mewah,
• kesalehan ketat di bawah kode Bektashi,
• menerima hanya orang yg terbaik,
• hukuman mati bagi pelanggar hukum berat,
• hukuman hanya dilakukan oleh perwira dalam satu Orta,
• promosi berdasarkan senioritas,
• menjaga diri mereka sendiri,
• tidak boleh menumbuhkan jenggot bagi prajurit biasa,
• tidak boleh menikah hingga pensiun,
• hanya hidup di barak,
• tidak boleh berdagang,
• pelatihan militer full time,
• dan dilarang minum alkohol dan berjudi.
Hukuman atas aturan di atas diberikan bervariasi mulai dari kurungan hingga hukuman mati. Setelah melakukan hukuman, maka seorang janissari wajib mencium tangan perwiranya sebagai tanda kepatuhan. Jika diketahui desersi, hukuman yg dilaksanakan adalah hukuman mati dengan cara dibenamkan ke laut atau danau pada malam hari untuk menghindari rasa malu pada masyarakat.
Janissari menerima gaji setiap 3-4 kali pertahun, jumlah yg mereka terima awalnya sangat kecil namun mereka mendapatkan baju dan kain wool yg berkualitas, mendapatkan pasokan makanan yg lengkap, dan uang yg cukup untuk membeli peralatn militer yg baru. Janissari juga kan mendapatkan bonus gaji dan medali atas keberanian mereka di medan perang. Awalnya, yg dianggarkan untuk Janissari meliputi 10% dari belanja total militer Ottoman, namun pada masa Sultan Mehmed II naik menjadi 15%, dgn adanya kenaikan gaji Janissari.
Janissari tinggal di barak (Oda) mereka masing2. Kesatuan yg paling elit tinggal di sekitar istana Topkapi,Istanbul, yaitu Eski (lama) dan Yeni (baru) Oda. Dalam barak terdapat dapur, kamar, dan gudang senjata. Di setiap Barak ditandai dengan emblem masing2 Orta. Janissari hidup di barak dan menjalani kehidupan mirip rahib, diperbolehkan menikah hanya kalau sudah pensiun.
Selama beberapa abad Janissari menjadi korps infantri yg paling ditakuti di Eropa. Mereka jauh lebih disiplin dari lawan2 mereka dari Eropa. Janissari mempunyai suatu kode kehormatan yg mungkin mirip dgn kode etik knight atau samurai. Mereka menghormati para pemberani dan ada suatu kompetisi dalam pertempuran untuk mendapatkan medali kehormatan. Ada medali yg dinamakan çelenk yg hanya diberikan kepada Janissari yg punya keberanian extra untuk melawan musuh yg lebih superior. Janissari yg gugur di medan pertempuran mendapat gelar Şahid, keluarga yg ditinggalkan akan mendapat uang pensiun, anak laki2nya akan diberi pekerjaan, dan anak perempuannya akan dicarikan suami. Setiap anggota Janissari yg cacat akan menjadi anggota kehormatan Ortanya.
Sepanjang sejarah, Janissari terkenal diantara rakyat miskin terutama karena pola kehidupan mereka yg “membumi” dan kehidupan semi-sosialis mereka. Hal ini benyak terpengaruh dari ajaran Bektashi. Agama menjadi dasar motivasi dan kehormatan Janissari. Setiap perbuatan yg mereka lakukan berdasar atas ajaran Darwis Bektashi. Eksistensi mereka hanyalah untuk melebarkan sayap kekuasaan Islam.
 TUGAS LAIN
Ada bagian dari Janissari yg disebut sebagai Mehter (Mehterhane) yg bertugas sebagai marching band, baik di pertempuran maupun parade. Untuk lebih lengkapnya liat trit ane ttg Mehter. Agha Janissari jika sedang tidak berperang bertugas sebagai kepala polisi di Istanbul. Semua Orta yg berada di ibukota menjalani tugas yg sama. Jika sedang ada kampanye militer, tugas ini diserahkan kepada Açemi Oglan. Selain itu, Janissari jg bertugas sebagai pemadam kebakaran di Istanbul.
http://img94.imageshack.us/img94/1043/mehter10.jpg
mehter, korps musik dari janissary
Anggota tingkat menengah Janissari yg ditempatkan di setiap Sancak (Provinsi) jg berperan sebagai administrator lokal, berperan dalam pembangunan infrastruktur, sebagai pemadam kebakaran dll. Perannya sebagai administrator lokal ini menyebabkan banyak anggota Janissari yg akhirnya ikut dalam birokrasi dan perdagangan, yg lama kelamaan berubah menjadi memonopoli birokrasi dan kegiatan ekonomi di wilyah tersebut.
Orta Janissari yg berada di Afrika Utara, seperti Janissari yg berda di bawah komando Heyreddin Barbarossa, selain berperang, mereka juga melakukan kegiatan perdagangan. Ada pula yg menjalani bisnis bajak laut untuk membajak kapal2 dagang orang2 Eropa.
CERITA TENTANG AKHIR JANISSARI
Janissari menyadari pentingnya mereka bagi Kesultanan sehingga mulai menginginkan kehidupan yg lebih baik. Pada 1449 mereka memberontak untuk pertama kalinya, menuntut upah lebih tinggi dari yang mereka peroleh. Setelah 1451, setiap Sultan baru merasa berkewajiban untuk memberikan kanaikan gaji dan hadiah2 lainnya. Sultan Selim II tentara memberi izin untuk menikah pada 1566, merusak eksklusifitas kesetiaan Janissari kepada Dinasti Ottoman.
Pada awal abad 17, Janissari mempunyai pengaruh yg besar terhadap pemerintah, baik di Ibukota maupun di wilayah lainnya. Mereka akan memberontak jika ada upaya2 untuk memodernisasi struktur tentara. Sluruh kebijakan yg kesultanan didikte oleh Janissari. Jika ada sultan yg tidak sesuai dengan kepentingan mereka akan dikudeta dan digantikan oleh Sultan lain. Mereka memonopoli kepemilikan tanah, birokrasi, & perdagangan. Mereka juga mulai memasukkan anak2 mereka ke dalam struktur Janissari tanpa harus melalui pelatihan militer sehingga mengurangi kekuatan militer utama Ottoman.
Pada 1622, para Janissari adalah ancaman serius bagi stabilitas Kesultanan. Melalui keserakahan mereka dan ketidakdisiplinan, mereka menjadi pasukan yg tidak efektif menghadapi kekuatan Eropa. Pada 1622, sultan remaja, Osman II, setelah kekalahan dalam perang melawan Polandia, menyalahkan Janissari atas kekalahan tersebut. Beliau mulai membatasi peran Janissari dan menolak untuk “tunduk pada budak sendiri”. Sultan Genc Osman mencoba membubarkan korps Janissari. Pada musim semi, rumor berkembang bahwa Sultan mempersiapkan pasukan untuk bergerak melawan mereka, Janissari memberontak dan menjadikan Sultan sebagai tawanan. Sultan Genc Osman akhirnya terbunuh oleh Wazir Agung Davut Pasha dgn cara dipencet testisnya.
http://okulweb.meb.gov.tr/06/15/322094/images/pad18.jpg
Sultan Genc Osman
Anggaran kesultanan untuk membiayai gaji Janissari sedemikian besarnya, walaupun banyak diantara mereka yg bukan prajurit, bahkan Sultan harus membayar gaji Janissari yg sudah wafat. Keefektifitasan mereka sebagai pasukan tempur menurun jauh. Satu2nya yg takut akan kekuatan Janissari hanyalah rakyat Ottoman sendiri. Kisah ini mirip dengan Praetorian Guardnya Romawi. Janissari yg awalnya penjaga Kesultanan akhirnya menjadi pagar makan tanaman, yg awalnya pelindung Kesultanan malah menjadi ancaman terbesar gabi eksistensi Kesultanan. Perbatasan utara Kekaisaran Ottoman perlahan-lahan mulai menyusut ke selatan setelah Pertempuran kedua Wina tahun 1683, salah satunya disebabkan oleh kelemahan Janissari.
Pada tahun 1807, Janissari memberontak dan menggulingkan Sultan Selim III, yg mencoba untuk memodernisasi tentara. Mustafa Bayrakdar (Mustafa Bayraktar, yg ironisnya adalah mantan anggota Janissari), Pasha dr Rustchuk, yg mendukung kebijakan modernisasi Sultan gagal untuk menggagalkan pemberontakan ini karena tidak datang di Istanbul tepat waktu dgn 40.000 pasukannya. Janissari menaikkan Sultan Mustafa IV ke atas tahta. Ketika Mustafa Bayrakdar datang, dy akhirnya menurunkan Mustafa IV dan menggantinya dengan Sultan Mahmud II.
Di bawah Sultan Mahmud II, Mustafa Bayrakdar (Alemdar Mustafa Pasha) mereformasi militer dan membentuk suatu pasukan baru serupa Nizam-i-Cedid, yg dinamakan Sekban-i-Cedid. Lagi2 Janissari mengancam akan melakukan pemberontakan atas usaha modernisasi ini. Sultan Mahmud II yg pada waktu itu belum punya kekuasaan riil akhirnya melakukan kompromi dgn Janissari dan menyerahkan Alemdar Mustafa Pasha. Alemdar Mustafa Pasha akhirnya terbunuh dengan cara meledakkan gudang mesiu beserta 400 Janissari yg mengepungnya.
http://pasukanottoman.files.wordpress.com/2012/06/sultan_mahmud_ii_of_the_ottoman_empire.jpg?w=216
sultan mahmud II
http://www.timeturk.com/resim/tr/2009/10/30/tsk-yerine-yeni-nizam-i-cedid-ordusu.jpg
pasukan baru pengganti janissary : nizam i cedid
Keadaan mulai berubah pada tahun 1826. Sultan Mahmud II sudah cukup matang. Beliau mengeluarkan suatu fatwa bahwa akan dibentuk suatu pasukan baru untuk menandingi kekuatan Eropa. Beliau sadar bahwa dgn fatwa ini Janissari akan memberontak. Tapi kali ini Sultan Mahmud II sudah siap. Pasukan kavaleri Sipahi sudah disipakan di Ibukota untuk berjaga2. Ketika Janissari yg tanpa persiapan melakukan pemberontakan dgn menyerang istana, Sipahi yg lebih siap dan membawa perlengkapan tempur yg lengkap mampu memukul mundur Janissari dan memaksa mereka kembali ke barak. Janissari yg terperangkap di dalam barak ditembaki dengan artileri dan mengakhiri riwayat mereka. Kejadian ini berlangsung hampir bersamaan di seluruh wilayah Kesultanan yg terdapat barak Janissari, sehingga timbul kesan bahwa Sultan sudah menyiapkan ini sejak lama. Para Agha Janissari ditangkap dan dihukum mati di menara yg sekarang terkenal dengan Menara Darah. Janissari yg tersisa akhirnya melarikan diri dan menanggalkan identitas mereka. Kejadian ini dikenal sebagai The Auspicious Incident (Vaka-i Hayriye) terjadi pada Juni 1826, yg mengakhiri riwayat Janissari untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar