Suatu
ketika, Imam Hasan Al-Bashari sedang duduk di dalam Masjid bersama para
sahabatnya. Kemudian, datang seorang laki-laki menghampiri Hasan Al
Bashri.
“Wahai Imam Hasan, hujan belum juga turun
sehingga tanaman di ladangku hampir mengering. Apa yang harus aku
lakukan?” keluh laki-laki itu.
“Perbanyaklah istighfar kepada Allah”, nasihat Hasan Al-Bashri.
Tidak lama berselang, datang lagi seorang ke mesjid dan menghampiri Hasan Al-Bashri.
“Saya sedang tertimpa kemiskinan yang parah,” keluh orang itu.
“Perbanyaklah istighfar kepada Allah”, nasihat Imam Hasan.
Datang lagi orang yang berbeda dan mengadudkan keluh kesahnya, “Wahai Imam Hasan, Istriku mandul.”
“Perbanyaklah istighfar kepada Allah,” nasihat Hasan Al-Bashri dengan jawaban yang sama.
Kemudian, datang lagi seorang menghampiri
Hasan AL-Bashri dan mengadukan masalah, “Bumi tidak lagi menghasilkan
hasil panen yang bagus.”
Sekali lagi Hasan Al-Bashri menasihatkan, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah.”
Para sahabat Hasan Al-Bashri bingung
dengan sikap rekanya itu, lalu mereka bertanya kepada sang Imam.
“Mengapa setiap kali ada orang yang datang kepadamu mengadukan
masalahnya, engkau selalu menasihatkan agar memperbanyak istighfar
kepada Allah?”
Hasan Al-Bashri menjawab, “Tidakkah kalian membaca firman Allah dalam Surah Nuh ayat 10-12.”
“Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu.
Sungguh, Dia Maha Pengampun Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat
dari langit kepadamu. Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu,
mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
(QS Nuh [71]:10-12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar