Kamis, 05 Desember 2013

Cahaya itu Berasal Dari Makam nya

Sepeninggalnya kami selalu membicarakannya, dan masih terlihat di atas kuburnya cahaya yang menerangi, begitu kira-kira ungkapan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Menarik dan membuat iri (ghibthah), siapakah gerangan orang yang disebutkan oleh ibunda Aisyah tadi.
Kita akan mengulas kisah seorang pria agung ini dalam sejarah Islam, menjadi penawar kerisauan kaum muslimin akan masa depan Islam yang senantiasa mendapat tekanan dan diskriminasi oleh kafir Quraisy, lentera yang menyinari kaum muslimin yang hampir-hampir saja putus asa akibat serangan yang terus-menerus dilancarkan oleh kaum musyrikin. Pada waktu itu datanglah perintah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berhijrah ke negeri Habasyah sebuah negeri yang asing bagi mereka, terletak di seberang benua Asia yaitu benua Afrika. Dialah Raja Agung An-Najasyi yang menjadikan keadilan dan kesejahteraan sebagai simbol pemerintahannya. Sehingga kaum  muslimin yang berhijrah ke Habasyah mendapatkan suaka politik yang luar biasa, berbanding seratus delapan puluh derajat daripada di Makah.
Sebelum kita lanjutkan kisah yang hampir terlupakan dalam kabut sejarah ini, ada baiknya kita menelisik lebih dalam siapa pria ini, bagaimana keluarganya, apa saja peristiwa yang kemudian membentuk ketangguhan dan ketegarannya dalam prinsip yang diyakininya?.