Kamis, 17 Oktober 2013

Wasiat Imam Ja’far Ash-Shadiq ra Tentang Rasa Syukur

Lewat setiap tarikan nafas yang kita hirup, suatu rasa syukur wajib tertanam di dalam qalb (hati) kita, sesungguhnyalah, seribu rasa syukur atau bahkan lebih itu pun masih akan tetap kurang. Tingkat terendah rasa syukur adalah menyadari bahwa rahmat (karunia) itu berasal dari Allah, lepas dari apa pun penyebabnya, dan tanpa hati kita terpaku pada penyebab tersebut. Itu berarti merasa puas dengan apa yang diberikan oleh-Nya; yaitu tidak mengingkari rahmat-Nya, atau menentang-Nya dalam setiap perintah dan larangan-Nya disebabkan rahmat-Nya itu.
Hendaknya kita menjadi seorang hamba yang tahu bersyukur kepada Allah dalam segala hal, dan kita akan mendapati bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Pemurah dalam segala hal.

Jika memang ada suatu cara yang dapat ditiru dalam pengabdian (ibadah) kepada Allah bagi hamba-Nya, yang paling taat, yang lebih baik daripada bersyukur di setiap kesempatan, maka Allah akan menganggap cara pengabdian itu melebihi segala ciptaan yang lain. Karena sesungguhnya, tidak ada bentuk pengabdian yang lebih baik dari pada bersyukur di setiap kesempatan, Dia telah memilihnya menjadi bentuk pengabdian terunggul daripada bentuk-bentuk pengabdian yang lainnya. Bahkan Allah telah memilih hamba-hamba-Nya yang bersyukur itu dengan firman-Nya:
“Hanya sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang tahu bersyukur.”(QS.Saba’[34]:13).

Imam Nawawi Bab Memuji dan Bersyukur Kepada Allah

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu [98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni’mat)-Ku.”(QS.Al-Baqarah[2]:152)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”(QS.Ibrahim[14]:7)
“Dan katakanlah, Alhamdulillah (segala puji bagi Allah.”(QS.Al-Isro’[17]:111)
“Dan penutup doa mereka adalah:’Alhamdulillahi rabbil alamin.’” (QS.Yunus[10]:10)

1. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Nabi saw. diisra’kan beliau diberi dua gelas minuman yang berisi khamr (sesuatu yang memabukkan) dan susu, kemudian memperhatikan kedua gelas itu, lalu mengambil gelas yang berisi susu, kemudian malaikat Jibril as. berkata: Alhamdulillahilladzii hadaaka lil fithrah, lau akhadztal khamra ghawa ummatuka (segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada engkau kepada fithrah, seandainya engkau mengambil khamr niscaya tersesatlah ummatmu).”(HR.Muslim)
2. Sedang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda:
“Setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan memuji Allah, maka tidak sempurnalah perbuatan itu.” (HR. Abu Dawud)