Rabu, 16 Oktober 2013

Syaikh Ibnu Aththoilah Tentang Syukur

“Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya nikmat itu. Dan siapa yang bersyukur atas nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat.”
Ustadz Salim Bahreisy dalam syarahnya menulis:
Firman Allah:
“Bila kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah nikmat bagimu.”(QS.Ibrahim[14]:7)

Dan juga:
“Tiada terjadi suatu nikmat bagimu melainkan itu dari Allah.” (QS.An-Nahl[16]:53)
Serta:
“Adapun terhadap nikmat pemberian Rabb-mu, maka sebar-luaskan (dengan penuh kebersyukuran.” (QS.Adh-Dhuha[93]:11)
An-Nu’man bin Basyir ra berkata, bahwa Nabi saw bersabda:”Siapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan siapa yang tidak berterima-kasih kepada sesama manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah.”
Al-Junaid ra berkata: “Ketika aku baru berumur 7 tahun, hadir dalam majelis Sari As-Saqathi, tiba-tiba beliau bertanya kepadaku: Apakah arti syukur? Aku menjawab, Syukur ialah tidak menggunakan suatu nikmat yang Allah anugrahkan untuk perbuatan maksiat. Lalu beliau berkata, “Saya kuatir kalau bagianmu dari karunia Allah ini hanya dalam lidahmu belaka.”
Al-Junaid pun berkata, Maka karena kalimat yang diucapkan oleh Sari As-Saqathi tersebut saya selalu menangis karena khawatir kalau benar kalimat itu.