Sahabat, mari kita bayangkan, betapa amat sangatnya Allah akan mencintai
kita ketika kita mampu menjadi orang-orang tegar yang menjalani hidup,
mampu mengeluarkan sisi-sisi terbaiknya walau di saat sempit, mampu
tetap terbang meninggi melebihi langit di angkasa meski raga masih
tertahan di bumi, mampu untuk tetap berdiri setegar karang meskipun ia
seringkali dihempas ombak. Bayangkan kawan, bayangkan, betapa Allah amat
sangat sangat mencintai diri kita yang seperti itu, yang
mempersembahkan seluruh kekuatan ini hanya untuk-Nya dan menghabiskan
seluruh perjalanan hidupnya hanya untuk ketakwaan pada-Nya.
"(Tidak), hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)." (QS. Al-An’am ayat 41)
Dan bukankah seluruh shalat kita, hidup kita, ibadah kita, dan mati kita hanya untuk-Nya?
"(Tidak), hanya kepada-Nya kamu minta tolong. Jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)." (QS. Al-An’am ayat 41)
Dan bukankah seluruh shalat kita, hidup kita, ibadah kita, dan mati kita hanya untuk-Nya?