Selasa, 26 Juli 2011

Kebahagiaan saat beribadah

Ibadah yang kita lakukan sehari-hari seperti shalat yang sudah jelas perintahnya sering terkesan rutin, kosong dan tidak terasakan. Di tengah segala kesibukan, di tengah studi, disela-sela rapat atau di sela-sela kegiatan yang padat, shalat dikerjakan sebagai cara untuk menghilangkan kewajiban.

Shalat dan ibadah lainnya bukan sebagai sebuah tindakan yang mencerminkan sebuah ketaatan yang membahagiakan. Artinya dalam ibadah itu dirasakan tidak hanya pelaksanaan rukun Iman, Islam tetapi juga Ihsan.

Sikap Muslim terhadap dosa

Sikap Muslim terhadap dosa adalah sebagaimana diungkapkan oleh Abdullah ibnu Mas’ud, "Seorang mu’min melihat dosanya seolah-olah ia berada pada kaki gunung yang akan runtuh menimpanya, sedangkan orang durhaka (al-fajr) melihat dosanya sebagimana lalat hinggap pada hidungnya, kemudian ia menghalaunnya."

Imam Bukhari mengeluarkan sebuah hadits dari Anas yang mengatakan: "Sesungguhnya kamu melakukan pekerjaan maksiyat yang pada pandangan kamu lebih kecil ketimbang sehelai rambut, sedangkan kami menganggapnya tergolong pada masalah-masalah yang akan membawa pada kehancuran."

Mengambil contoh Ikhwanul Muslimin, menjauhi dosa kecil dan terutama dosa besar merupakan salah satu kewajiban kader Ikhwan ([4], Kewajiban ke 32) dan muwashofat yang harus dimiliki kader-kadernya.
Lima macam dosa besar di antara dosa-dosa besar
Syirik (menyekutukan Allah)

Syirik adalah menyamakan Allah dengan yang lain dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya.

Syirik dapat digolongkan menjadi dua macam: syirik besar (asy-syirku al-akbar) dan syirik kecil (asy-syirku al-asghar).
Syirik Besar